Rabu, 20 Mei 2009

Jika kita membaca sejarah Google, kita akan mendapati filosofi perusahaan ini didasarkan pada berbagai prinsip biasa seperti, “Anda dapat menghasilkan uang tanpa melakukan vandal”, “Anda dapat bekerja serius tanpa mengenakan seragam,” dan “Bekerja harusnya menantang dan tantangan itu harusnya menyenangkan”. Jika diamati kata-kata itu memang sederhana, namun mengandung arti yang sangat dalam.

Google memang menjadi contoh banyak orang, baik contoh dalam bekerja maupun untuk contoh-contoh lainnya. Saya sendiri mencontoh Google dari cara mereka memperlakukan produk-produknya. Google bangga, cinta, dan sayang dengan semua produknya. Sebagai contoh kebanggaan Google terhadap produknya adalah Ia menggunakan blogger atau blogspot sebagai blog untuk beberapa jenis produk jasanya. Seperti blog untuk Google Adsense, Google Adword, Google Analytics, dan masih banyak lagi. Ini tentu berbeda dengan jaman dulu ketika Yahoo menggunakan Geocities, dan yang belakangan ini sudah dihilangkan oleh Yahoo.

Walaupun kadang pada awalnya bukan ide dari Google sendiri, namun setelah mereka yang memiliki, mereka total menggarapnya. Contoh lain yang saya suka adalah sikap mereka terhadap kritikan atau saran, mereka sangat menghargai kritikan atau saran dari pemakainya diseluruh dunia, ini bisa kita lihat disetiap produknya yang menyisipkan akses untuk mengontak mereka dengan mudah dan cepat. Dan mereka meresponnya dengan cepat, hanya butuh waktu sekitar 48 jam, atau bahkan kurang. Dan mungkin inilah yang membuat mereka menjadi besar seperti sekarang ini.

Tetapi pemilik atau pembuat Google jugalah manusia, yang tentu tidak luput dari kesalahan atau kekurangan, dengan kata lain google bukanlah produk dengan semua kesempurnaan. Ini bisa kita lihat dari beberapa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya. Beberapa waktu lalu Google memberlakukan embel-embel “Suplement Result” yang biasa disebut oleh kebanyak orang dengan singkatan SR atau Hasil Tambahan di beberapa hasil pencarian. Ini memang agak mengganggu, karena dengan embel-embel tersebut, kita yang terkena bisa dianggap sampah tidak penting, padahal itu benar-benar merupakan hasil karya kita. Internet yang begitu luas, bukan tidak mungkin jika ada beberapa kesamaan, walaupun tanpa CopyPaste. Dan beruntung kebijakan google tersebut dihapus, sehingga saat ini embel-embel tersebut sudah tidak tampak lagi.

Dan yang terakhir yang membuat saya mengacungkan empat jempol saya adalah ketika Google peduli terhadap lingkungan, kemiskinan dan masalah sosial lainnya. Mungkin belum banyak yang tahu jika Google memiliki sebuah wadah untuk masalah ini, dengan situsnya Google.org. Menurut kabar yang beredar, Google mengucurkan dana 1 milyar dolar AS untuk keperluan ini. Contoh lainnya adalah pembangunan sumber energi yang tidak melibatkan bahan bakar fosil, walaupun mungkin hanya untuk keperluaan perusahaannya sendiri. Dan yang terakhir saya dengar, google mulai menghilangkan transaksi yang harus menggunakan kertas, ini sudah diminimalkan, sehingga kemungkinan mengirim uang sudah tidak menggunakan cek seperti biasa, diganti dengan sistem elektronik. Dan untuk publisher adsense yang semula melalui surat untuk proses verifikasi, kini akan dicoba via telpon sebagai penggantinya. Semua itu dilakukan dalam rangka ikut berpartisipasi dalam mengurangi Pemanasan Global yang menyebabkan Perubahan Iklim. Ini yang patut kita tiru, maksudnya meniru mencegah pemanasan global lebih parah lagi dengan cara yang kita bisa. Karena jika pemanasan global ini gagal dicegah, menurut para ilmuwan, kota Jakarta, Surabaya dan beberapa kota lain yang berdekatan dengan pantai akan tenggelam.

Orang bilang “Bangga jika ada orang lain bangga karena kita”, Lalu sudah adakah orang lain yang merasa bangga karena kita?

Tidak ada komentar: